Firenze - Di musim keduanya setelah kembali ke Seri A Fiorentina berhasil finis di urutan keempat dan berhak mengikuti babak kualifikasi Liga Champions musim depan. Striker andalannya, Luca Toni, juga tak kalah gemilang. Fiorentina mengalahkan Roma dalam perebutan tempat keempat di klasemen Seri A setelah mengalahkan Chievo 2-0, Minggu (14/5/2006), sementara Giallorossi ditundukkan AC Milan 1-2 di San Siro.
Hasil tersebut membuat nilai La Viola bertambah menjadi 72, sedangkan Roma tetap 69. Posisi yang mereka kejar pun tercapai dan hanya kalah dari sang juara Juventus (81), Milan (88), dan Inter (76).
Capaian Fiorentina terbilang fantastis mengingat di akhir musim 2001/2002 klub kota Firenze ini dinyatakan bangkrut dan bentukan barunya harus berjuang dari divisi terbawah, Seri C2. Sejak itu klub yang pernah identik dengan Gabriel Batistuta itu merangkak selangkah demi selangkah dan musim lalu kembali promosi ke Seri A. Musim 2004/2005 mereka bahkan nyaris terdegradasi lagi kalau saja tidak berhasil menduduki posisi 15.
Musim ini pelatih Cesare Prandelli direkrut, Luca Toni digaet dari Palermo, Stefano Fiore didatangkan dari Valencia. Hasilnya, klub yang dibentuk sejak 1926 ini menjadi tim terbaik keempat di Italia musim ini.
Sukses Fiorentina tak pelak amat ditopang oleh penampilan seorang Toni. Penyerang yang pada 26 Mei mendatang akan berusia 29 tahun itu menjadi pendulang gol yang amat "serakah". Dari 66 gol yang dihasilkan timnya, hampir setengahnya lahir dari kaki atau kepala Toni, tepatnya 31 gol.
Di musim pertamanya bersama Fiorentina ini ia langsung mematahkan rekor topskor klub dalam satu musim yang sebelumnya dipegang Kurt Hamrin dan Batistuta dengan 26 gol.
Rekor lain yang ditorehkan striker internasional Italia ini adalah topskor Seri A pertama yang koleksinya golnya di atas 30 sejak musim 1957/1958. Predikat topskor Eropa pun besar kemungkinannya akan disabet Toni.