Selasa, 01 Oktober 2019

Ribery Hancurkan Milan

MILAN – Fiorentina menjungkirbalikkan AC Milan di San Siro, Ahad lalu. Dalam duel pekan keenam Seri A, La Viola-julukan Fiorentina-mencukur tuan rumah dengan skor 3-1.

Satu-satunya gol Milan dicetak oleh penyerang Rafael Leao. Sedangkan tiga gol dari kubu tamu dibikin oleh Erick Pulgar (penalti), Gaetano Castrovilli, dan Franck Ribery. Nama terakhir pemain Fiorentina di atas menerima penghargaan sebagai Man of the Match atau pemain terbaik dalam pertandingan tersebut.

Ribery memang tampil menawan. Berduet dengan penyerang Federico Chiesa, 21 tahun, dalam skema 3-5-2, Ribery ikut berperan menggempur lini pertahanan Rossoneri. Selain bikin gol ketiga Fiorentina, Ribery menjadi biang dari hadiah penalti yang dieksekusi Pulgar.

Gara-gara Ribery pula, AC Milan bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-55. Ketika itu bek Mateo Musacchio sengaja melanggar Ribery hingga diusir wasit. Yang bikin kagum adalah usia senja Ribery, yakni 36 tahun, tapi kakinya masih lincah berlari di lapangan. Makin uzur, dia kian masyhur.

Buktinya, sejumlah fan Milan tampak berdiri memberikan penghormatan ketika Ribery mencetak gol ke gawang Gianluigi Donnarumma pada menit ke-78. Tepuk tangan nan getir. Mereka menghargai Ribery dengan wajah yang teramat masam. Ribery tampak tersenyum lebar seusai laga. Pemain Prancis itu merasa makin percaya diri menjalani petualangan barunya di tanah Italia.

"Saya memang sudah tua, tapi saya merasa masih muda jika berada di atas lapangan. Sebab, sepak bola adalah hidup saya," kata Ribery.

Pemain jebolan akademi Lille itu seperti merasa lega, bahwa keputusannya untuk menunda pensiun sudah tepat. Setelah kontrak kerjanya habis bersama Bayern Muenchen, Juni lalu, muncul kabar bahwa Ribery mempertimbangkan keputusan pensiun.

Keputusan itu akan menjadi penutup cerita nan manis setelah 12 tahun bermain di klub sebesar Muenchen. Bersama Die Roten, mantan pemain Galatasaray itu meraih 24 trofi dari berbagai kompetisi. Arjen Robben, yang sama-sama habis kontrak bersama Muenchen, Juni lalu, mengambil pilihan itu. Namun Ribery tidak.

"Saya akan bermain lagi selama satu atau dua tahun, setelah itu baru pensiun," ujarnya sebelum bergabung dengan Fiorentina.

Bersama Fiorentina, Ribery tercatat enam kali tampil di Seri A. Empat kali di antaranya main sejak awal. Hasilnya pun ciamik, dia mencetak dua gol dan satu assist. Gol perdananya ke gawang Atalanta, Ahad dua pekan lalu, berbuah rekor. Ribery tercatat sebagai pemain asing tertua yang sukses mencetak gol dalam sejarah Seri A.

Walhasil, Ribery makin termotivasi untuk tampil lebih tajam lagi bersama Fiorentina. Mantan pemain Olympique Marseille itu sudah meyakinkan Manajer Fiorentina, Vincenzo Montella, bahwa fisiknya masih mampu untuk dimainkan rutin saban pekan. Ribery menegaskan, sejak awal ia punya niat membantu Tim Ungu itu dengan berbekal kualitas dan pengalamannya.

"Saya bahagia di sini. Namun saya butuh menit bermain lebih banyak agar bisa menjaga penampilan bagus seperti laga melawan Milan," ucap Ribery.

Sementara Ribery panen pujian, Manajer Milan, Marco Giampaolo, sebaliknya jadi bulan-bulanan fan il Diavolo. Dalam enam pekan Seri A, Milan hanya mampu dua kali menang dan kalah empat kali. Walhasil, Milan kini berada di posisi ke-16 klasemen sementara dengan enam poin. Suara fan cuma satu, yakni petinggi Milan harus segera memecat Giampaolo.

Sejumlah media Italia pun sudah ramai memperbincangkan kandidat pengganti pelatih berusia 52 tahun tersebut. Setidaknya, ada tiga calon kuat, yaitu pemain legenda klub Andriy Shevchenko, bekas Manajer Juventus Massimiliano Allegri, dan The Special One: Jose Mourinho.

Giampaolo mengaku bertanggung jawab atas rentetan kekalahan timnya. Namun dia menolak mundur.

"Saya masih percaya pada filosofi tim ini. Saya hanya kecewa Milan bermain bukan seperti sebuah tim sepak bola," kata mantan Manajer Sampdoria tersebut.

Salah satu direktur Milan, Paolo Maldini, mengatakan petinggi klub masih menaruh kepercayaan pada Giampaolo. Menurut legenda hidup Milan itu, petinggi klub tak boleh ikut larut dalam emosi fan yang mengkambinghitamkan Giampaolo.

"Tanggung jawab ini harus dibagi. Ini kesalahan pemain, klub, pelatih, fan, semua orang. Saat ini kami seperti terjebak, tapi saya yakin solusinya cuma satu, kerja keras," kata Maldini. GOAL | FOOTBALL ITALIA | SKY SPORTS | INDRA WIJAYA