Jumat, 10 Februari 2012

Firenze, Kota Renaissance Sepakbola

Firenze, orang Inggris menyebutnya Florence,  merupakan kota lahirnya 'kejeniusan Italia'. Selama tiga abad, ke-13  sampai ke-16, kota ini pernah jadi pusat pengembangan seni dan ilmu  pengetahuan. Temuan-temuannya tak hanya bergema di Italia tapi menyebar  seantero Eropa.

Renaissance yang terkenal itu juga lahir dan tumbuh di sana. Sebuah  konsep pemikiran yang banyak mempengaruhi kalangan ilmuwan dan penemu  pada zaman itu. Bahkan sampai sekarang. Makanya, sebagian orang  menjuluki Firenze 'Kota Renaissance'.

Salah satu ilmuwan paling terkenal pada zaman itu adalah Dante. Ia  dipandang sebagai penyair agung sekaligus sejarawan dan ahli tata  bahasa. Sampai sekarang, warga Firenze masih menganggapnya ilmuwan  terbesar yang pernah tinggal di kota mereka.

Masih ada lagi sejumlah nama besar dalam era keemasan Firenze.  Misalnya Giotto yang diakui sebagai arsitek sekaligus pelukis andal.  Lalu Lorenzo yang dipandang sebagai 'peniup ruh' Renaissance. Juga  Michelangelo, ilmuwan brilian yang arsitek sekaligus pelukis kondang  pada zamannya.

Dengan latar belakang seperti itu. Tak usah heran bila orang  merasakan suasana berbeda, -dibanding Milan atau Roma, misalnya- saat  memasuki kota Firenze. Kota yang juga dijuluki 'Ibukota Seni' ini terasa  teduh, tenang, bersahabat, dan cantik.

Jalan-jalan kotanya memang cenderung sempit. Karena sebagian besar  merupakan warisan kota lama yang dibangun kekaisaran Romawi seabad  sebelum Masehi.

Suasana bernuansa seni terasa hampir di semua sudut kota yang  berpenduduk hanya sekitar 500 ribu jiwa ini. Dari keindahan  bangunan-bangunan kuno hingga ratusan galeri seninya yang sangat  terkenal.

Keteduhan itu merembet pula ke klub sepakbolanya, Fiorentina.  Dibanding klub-klub Serie A lainnya, Fiorentina termasuk sepi konflik  dan jarang terlibat skandal, terutama konspirasi wasit.

Sayangnya situasi adem ayem itu tidak mereka dapatkan saat bertandang  ke kandang lawan. Tifosi Fiorentina sering menjadi korban kebencian  pendukung tim tuan rumah.

Boleh jadi karena letak  geografis Fiorentina yang 'tanggung', berada  di tengah-tengah Italia. Sehingga pendukung klub utara (Milan atau  Juventus) maupun selatan (Roma dan Napoli) sama-sama membencinya.

Tapi situasi tersebut sekaligus membuat loyalitas dan patriotisme  pendukung Fiorentina kian mengental. Dan itu menemukan muaranya di  lapangan hijau. Pendukung 'I Viola' terkenal paling bersemangat dan  konsisten mendukung para pemainnya saat berlaga di Stadion Communale  Artemio Franchi.

Belakangan loyalitas itu memang mulai membuahkan kerusuhan. Apalagi  bila Fiorentina berhadapan dengan Juventus yang dianggap seteru  bebuyutan mereka dalam tiga dekade terakhir ini.

(source : Riki Noviana)