Selasa, 01 Agustus 2000

Surat Terbuka Batistuta kepada Fans Fiorentina

Dear tifosi,
Setelah membaca dan mendengar bermacam versi mengenai kepergiannya, Batistuta akhirnya memutuskan untuk langsung bicara sendiri dengan tifosinya dalam bentuk surat terbuka.
Berikut adalah ungkapan hati Batistuta yang dikirimkannya pada majalah VIOLA. Di surat itu ia bicara blak-blakan mengenai mengapa ia ‘harus’ pergi dari Firenze dan FIORENTINA, bagaimana perasaannya, dsb. Dari judulnya aja ketahuan bahwa ia tidak kalah sedihnya dengan kita..  Semoga dengan membacanya, tifosi mau mengerti mengapa Batistuta tidak lagi menjadi bagian dari kita. Sad letter..

Bagi yang ‘gape’bahasa Italia, juga bisa menemukan versi Italianya di sini.. :)


Musim kompetisi mendatang dimulai dalam cara yang paling menyakitkan bagi FIORENTINA dengan kepergian Gabriel Batistuta. Semua orang mengkhawatirkan hal itu akan terjadi, tapi tidak ada yang mau percaya hal itu telah terjadi. Bati telah pergi ke Roma dan ia menjelaskan alasannya. Seperti biasa dengan rendah hati dan apa-adanya. Ada yang bisa memahami keputusannya itu tapi banyak juga yang tidak mau menerima dan mungkin tidak akan pernah. Tahun-tahun yang dilalui Batistuta di Firenze dan FIORENTINA tidak akan terlupakan. Ikatan yang dimilikinya dengan kota dan penduduknya masih terlalu kuat. Batistuta memilih majalah ‘VIOLA’ untuk berbicara langsung dengan fan. Berikut bukan ucapan selamat tinggalnya.

 

Saya, Batistuta, Tifosi Viola Selamanya

Gabriel BatistutaTidak mudah bagi saya untuk menjelaskan kepada semua fan mengenai apa arti kepergian saya, bahkan sulit untuk menjelaskannya pada anak-anak saya sendiri, mereka tidak bisa mengerti termasuk juga anak sulung saya. Saya hanya bisa mengatakan bahwa saya melakukan hal yang benar. Saya tahu bahwa ada orang yang tidak mengerti, tapi dengan berjalannya waktu, mereka akan sependapat dengan saya juga pada akhirnya.

Saya pergi, tapi saya tidak bisa mengatakan selamat tinggal. Firenze - setelah Reconquista, adalah kota kedua bagi saya, rumah kedua bagi saya. Saya akan selalu mengunjunginya dan kembali kesini. Saya tidak pernah sanggup mengucapkan selamat tinggal pada Firenze, ikatan saya dengan kota ini terlalu kuat. Satu-satunya hal yang berubah adalah saya akan mengenakan jersey berbeda.. dan saya berharap hanya itulah yang berubah.

Saya memiliki tiga anak yang semuanya tifosi FIORENTINA. Dua anak saya yang terkecil masih terlalu muda untuk memahami, Thiago anak sulung saya, tapi sampai sekarang ia masih tidak mengerti dan masih bersedih, sama seperti kita semua. Saya harus menjelaskan padanya bahwa saya harus membuat keputusan untuk karir saya, tapi yang ia faham hanyalah bahwa disini kami sudah punya segalanya, dan buat apa pergi, dan sangat logis ia berfikir seperti itu. Thiago seorang bocah, dan saya tidak bisa memaksanya untuk memahami masalah saya, sementara Irina selalu mendukung saya. Ia mengerti bahwa ini karir saya dan bahwa cepat atau lambat, dalam waktu sepuluh tahu atau lima belas tahun, saya harus mengambil keputusan penting.

Kami akan pindah dari rumah ini, kami akan menyewakannya, kemudian kami akan menyewa rumah di Roma. Bagi saya, rumah milik saya hanya di Firenze. Saya akan tetap menjadi penduduk kota ini, menjadi bagian kota ini dan saya akan tetap menyusuri jalan-jalan di kota yang saya cintai ini.

Orang-orang sekarang mengenang gol-gol saya, tapi permainan tetap berlanjut, dan stadion akan tetap penuh, akan ada pemain baru lain yang lebih baik dari saya. Saya ingin kalian mengenang saya sebagai seorang pria biasa.

Waktu saya diperkenalkan di Roma. Hal itu memberi kesan yang dalam bagi saya, sebab saya tidak menyangka akan begitu banyak orang yang datang. Mereka datang sendiri-sendiri, tanpa ada yang merencanakan atau mengorganisirnya. Waktu itu jam 1 siang, cuaca sangat panas, dan mereka rela hadir untuk menyambut saya.. Saya sadar bahwa itu acara perkenalan, bahwa saya sedang dipamerkan di hadapan fan, tapi  kemudian.. ketika saya pulang, dengan bayangan FIORENTINA yang masih begitu nyata di kepala, saya melihat liputan acara presentasi itu di TV dan saya tiba-tiba sadar bahwa ternyata saya tidak sedang mengenakan jersey Viola... itulah mengapa rasanya begitu berbeda.

Seseorang pernah bertanya apakah saya akan kembali kesini jika kontrak saya dengan Roma berakhir. Inilah perasaan saya yang sebenarnya. Ketika saya masih berusia 25 tahun, saya kira saya akan mengakhiri karir saya di usia 30. Tapi ternyata disinilah saya, dengan kontrak baru di klub baru. Saya tidak heran ditawari kontrak yang cukup lama, saya tahu bahwa karir saya hampir berakhir. Saya hanya heran bagaimana kondisi fisik saya bisa bertahan setelah sepuluh tahun berada dalam tekanan. Berkarir yang penuh resiko, harus turun dalam kondisi apapun, meskipun saat sedang cedera. Pokoknya waktu itu saya merasa saya akan berhenti di usia 30. Sekarang situasi sudah berbeda, tapi saya tidak bisa mengatakan apa yang akan terjadi di tiga tahun nanti. Semuanya tergantung pada kondisi fisik saya, saya tidak bisa melupakan bahwa saya meninggalkan FIORENTINA karena memiliki masalah dengan Presiden klub, dan karenanya jika nanti keadaan belum belum berubah, rasanya kehadiran saya kembali disini tidak dikehendaki..

Tapi siapa tahu nanti akan ada perubahan. Bahkan mungkin sekarang, dengan kepergian saya mungkin saja perubahan akan terjadi lebih cepat. Dengan perginya saya, akan ada yang menjadi lebih kuat dan tegar, atau ada yang merasa bebas, atau reaksi lainnya. Saya sudah tidak disini lagi dan karenanya harus ada yang bergerak. Seseorang yang biasanya berlindung di balik saya, harus muncul. Saya berharap kepergian saya merupakan solusi. Dan jika keadaan benar berubah.. mengapa tidak, saya akan dengan senang hati kembali lagi..

Keputusan yang saya ambil ini tidak diputuskan secara mendadak. Saya sudah mengetahui problem klub dan saya harus hidup dengannya dan menderita karenanya. Begitu banyak masalah, yang tidak pernah diketahui oleh orang lain.

Di musim lalu, saya memahami bahwa hubungan kami benar-benar sudah di ambang kehancuran, ketika saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan. Kisah cinta yang berlangsung selama sembilan tahun ini sudah sulit untuk diselamatkan.. delapan tahun sebenarnya. Karena di tahun pertama saya harus berjuang untuk bisa mendapatkan posisi di tim. Selama delapan tahun saya diam dan menunggu. FIORENTINA fan selalu bisa mengejutkan saya dan mungkin mereka telah memberi saya apa saja yang mereka sukai.

Saya telah melakukan banyak hal bagi FIORENTINA, tapi saya juga dibayar untuk melakukan tugas itu. Benar, saya telah bekerja sangat baik, dan bahkan saya melakukan lebih dari hanya sekedar menunaikan kewajiban.. Saya bekerja dengan seluruh hati saya, saya mencintai tim ini.

Ada saat-saat sulit yang harus saya hadapi, dan  saya harus hidup bersama masalah itu. Saya harus selalu membuat FIORENTINA besar: dengan atau tanpa fakta. Saya sudah mencoba. Saya sudah berkali-kali memberi usulan, tapi tidak ada satu pun yang dipedulikan. Mereka memang mendengarkan saya, tapi hanya untuk menyenangkan saya, dan akhirnya saya tidak pernah bisa mengatakan bahwa FIORENTINA telah melakukan saran saya. Saya tidak pernah bisa mengatakan “ini ide saya lho..”. Tidak, hal itu tidak pernah terjadi, saya juga pernah memberi usul beberapa pemain yang sebaiknya dibeli, tapi dalam kenyataannya mereka meremehkannya. Lalu mengapa mereka bertanya pada saya ? Saya pernah mengajukan Simeone, Zanetti, Redondo, dan beberapa pemain hebat lain yang akan bisa melakukan hal yang besar untuk FIORENTINA, tapi mereka cuek aja. Well, katakan sajalah bahwa saya dan Cecchi Gori tidak sependapat dalam hal bagaimana membuat FIORENTINA lebih kuat. Sampai sekarang ia masih ngotot bahwa ia ingin memperkuat FIORENTINA. Jalan kami menuju sukses ternyata berbeda.

Saya tidak punya saran lagi untuk diberikan. Sekarang, sebagai fan, saya hanya bisa menanti dan berharap FIORENTINA akan tumbuh, terutama dalam satu hal, yang bisa berakibat baik bagi klub.

Saya, tifoso Viola selalu dan selamanya, yang hanya bisa berharap.

  signature

 

Gabriel Batistuta


La nuova stagione della Fiorentina è cominciata nel modo più doloroso con l'addio di Gabriel Batistuta. Tutti temevano che sarebbe successo, nessuno, però, voleva crederci. Invece Bati è andato alla Roma. Ed ha spiegato perché. Con la sincerità e l'onestà di sempre. C'è chi ha capito la sua scelta ma c'è anche chi non è ancora riuscito a digerirla e forse non ci riuscirà mai. Restano gli anni che Bati ha dedicato a Firenze ed alla Fiorentina, resta il rapporto che ha saputo costruire con la squadra, con la città, con la gente. Resta la sua immensa serietà professionale. Per salutare direttamente tutti i tifosi Batistuta ha scelto 'Viola'. Ecco il suo non-addio. Che non ha bisogno di commenti.

 

Io, Batistuta, tifoso Viola per sempre

Gabriel Batistuta
Non è facile spiegare a tutti cosa significa la mia partenza, certo è difficile spiegarlo ai bambini, spesso non capiscono nemmeno i grandi. L'unica cosa che posso dire è che io mi sono comportato correttamente e questo nella vita paga. So che qualcuno forse non ha capito, ma fra un po' di tempo finiranno per darmi ragione.

Me ne vado, ma non posso dire addio. Firenze è, dopo Reconquista, la mia seconda città, la mia seconda casa. Io continuerò a stare qui e a fare la spola. Non ho mai pensato a dare l'addio a Firenze, il mio rapporto con la città è troppo forte. L'unica cosa che cambia è che indosserò un'altra maglia... e spero davvero cambi solo questo.

Io ho tre figli fiorentini. I due piccoli sono troppo piccoli per capire, Thiago è più grande, ma non ha capito ed è triste, come tutti noi del resto. Gli ho spiegato che dovevo fare una scelta di lavoro, ma lui capisce solo che qui abbiamo tutto, ed è logico che sia così. Thiago è un bambino, e non posso pretendere che capisca i miei problemi, Irina, invece, mi è sempre vicina. Lei ha capito che questa è la mia carriera e che in questi dieci, quindici anni devo fare delle scelte.

Da questa casa traslocheremo, siamo in affitto e andremo a Roma, ma io la mia casa l'ho già comprata... a Firenze. La mia base sarà qui, e io continuerò a camminare per le strade di una città che amo.

La gente ora ricorda i miei gol, ma poi le partite continueranno a giocarsi, lo stadio sarà sempre pieno, ci saranno altri campioni. Vorrei che la gente mi ricordasse come uomo.

Immagino che oggi, qualcuno abbia negli occhi la mia presentazione alla Roma. Anche a me ha fatto effetto. Perché non mi aspettavo tanta gente, ma questa è stata una sorpresa per tutti. Perché siamo entrati allo stadio, ma lo hanno chiesto i tifosi all'ultimo momento, una cosa non programmata, non organizzata. Perché all'una del pomeriggio con un caldo terribile erano in tanti, tantissimi ad applaudirmi... Io ero cosciente che quella era una presentazione, che andavo davanti a tifosi nuovi, tutto quanto, ma dopo... Sono tornato a casa, con i ricordi della Fiorentina ancora vivi, mi sono rivisto in televisione e mi sono accorto che non avevo indosso la maglia viola... Ecco perché mi ha fatto effetto.

Qualcuno mi ha chiesto se concluso il contratto con la Roma potrei tornare, e quando uno ti fa una domanda ti costringe a riflettere. Quando avevo venticinque anni pensavo che arrivando a trenta sarei stato alla fine della carriera: ora mi trovo con un contratto importantissimo per una nuova società. Non sono sorpreso del contratto lungo, so di essere nel pieno della mia carriera, sono solo sorpreso di come ha reagito il mio fisico a dieci anni di pressione. Una carriera in cui ho rischiato molto, giocando in qualunque condizione, anche infortunato. Queste cose, ma ne ero consapevole, fanno male al fisico e quindi ritenevo che a trent'anni avrei smesso di giocare. Oggi la situazione è ben diversa, ma non sono in grado di dire cosa succederà fra tre anni. Ma, indipendentemente da quella che sarà la mia condizione fisica, non posso dimenticare che ho lasciato la Fiorentina per problemi con la dirigenza e quindi, se le cose non dovessero cambiare, il mio ritorno è improbabile.

Chissà se le cose cambieranno. Magari oggi, anche con l'aiuto della mia partenza, potrebbe accadere. Andandomene io qualcuno prenderà forza, o qualcuno si sentirà più libero, o qualcun' altro reagirà alla mia mancanza. Io, in fondo, ho sempre fatto da parafulmine. Ora non ci sono più e quindi qualcuno si dovrà muovere. Qualcuno, che è sempre rimasto nascosto ora deve venire allo scoperto. Io mi auguro che la mia partenza sia una soluzione. E se le cose cambiassero... perché no. Sarei felicissimo di poter tornare, ma ora è un ragionamento inutile.

Quella che ho preso è una decisione maturata non certo negli ultimissimi giorni. Io conoscevo e vivevo i problemi della società e ne soffrivo. Tanti problemi, nuovi per la gente, forse emersi solo quando ho deciso di parlare ed evidenziati dalla mia decisione di andarmene, ma non certo nuovi per me. Nell'ultimo periodo, quando non ho avuto le risposte che chiedevo, allora ho capito che eravamo proprio alla fine. Alla fine di una storia d'amore durata nove lunghi anni... diciamo otto perché il primo anno ho dovuto lottare per impormi. Per otto anni sono stato coccolato come mai mi sarei aspettato.

I tifosi della Fiorentina sono sempre riusciti a sorprendermi e mi hanno dato più di quanto forse, anche loro avrebbero voluto. Io ho fatto tanto per la Fiorentina, ma sono stato pagato per fare il mio lavoro. Ho lavorato molto bene è vero, e forse ho fatto qualcosa di più che lavorare per lo stipendio... ho lavorato con il cuore, ma i tifosi non avevano nessun dovere. Sicuramente non l'obbligo di darmi tutto il loro affetto che è andato oltre ogni limite. Oltre ogni possibile immaginazione.

I momenti difficili ci sono stati, ma quelli li ho vissuti 'dentro' il calcio, non 'intorno' al calcio. Ho sempre cercato di far diventare la Fiorentina grande: con i fatti e non solo con i fatti. Ho anche proposto delle soluzioni, ma non è mai successo niente. Magari per farmi contento mi ascoltavano, ma alla fine certo non posso dire che la Fiorentina ha fatto qualcosa perché io l'ho proposto. Non ho mai potuto dire "questa è la mia idea". No, questo non è mai successo. Mi venivano chieste delle cose, ho anche proposto dei giocatori, ma in realtà le mie proposte non contavano niente. E allora perché chiedere. Sono stato interpellato per Simeone, per Zanetti, per Redondo, per altri giocatori importanti che avrebbero potuto fare più grande la Fiorentina, ma che poi non sono stati presi. Va Beh. Diciamo che il mio pensiero per fare una Fiorentina forte non era lo stesso pensiero di Cecchi Gori. Eppure lui ha sempre sostenuto e sostiene di voler fare una Fiorentina grande, forte. Diciamo che le nostre strade per arrivare al successo erano diverse.

Non ho consigli da dare. Oggi, da tifoso, posso solo aspettare che la Fiorentina cresca e che cresca soprattutto nelle piccole cose, che sono quelle che fanno grande una società.

Io, tifoso viola da sempre e per sempre, non posso che augurarmi questo.

signature
Gabriel Batistuta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar